Monday, February 06, 2006

too much love will kill you ...... really???........ I don't think so :)

"Too much love will kill you
If you can't make up your mind
Torn between the lover
And the love you leave behind
You're headed for disaster
'cos you never read the signs
Too much love will kill you
Every time"


Tau dong penggalan lagu apa itu?
yup, salah satu lagu Queen.

pertanyaanya, what should i do? kalau kita sudah terlanjur berada dalam kondisi itu.
ketika mencintai seseorang "terlalu banyak".
frase "terlalu banyak" mengindikasikan bahwa orang tersebut menerima cinta lebih banyak daripada yang pantas dia dapatkan.
bisa jadi kita akan berkata bahwa kita tidak pernah mengukur2 cinta yg kita berikan....itu benar, tidak perlu di sangkal.
namun disini kita tidak akan membahas apakah mencintai/ memberi cinta sepenuhnya kepada seseorang itu salah atau benar.
yang akan dibahas disini adalah.....apa yang seharusnya kita lakukan saat kita berada pada akhir cerita, dimana kita telah memberikan cinta kita "too much".
gak perlu di jelasin dong, kondisi seperti apa yang kita jalani pada masa-masa kelabu itu (kalo gak mau dibilang hitam ....hehehehehe....) atau biru ya? kan biasanya dibilang "feeling blue" :D

ada 2 pilihan yang terpikirkan di kepalaku saat itu,
pertama, memilih untuk melupakan orang tersebut, melupakan kenangan yg ada, bahkan melupakan kalau dia pernah hadir dalam hidupku (datang ke klinik hipnotis kali ya, hehehehe....). konsekuensinya, aku akan kehilangan dia sebagai teman, sebagai abang, dan sebagai guru.
yang kedua, menyerah dan mengakui kalau aku gak bisa deal sama perasaan ku dan perlu bantuan dia supaya aku bisa mengatasi perasaan ku itu. hal ini pasti akan membuat ku semakin tergantung padanya.

namun saat aku mencoba menyerahkan permasalahan ku kepada Nya,
terbesit pilihan ke 3,
kenapa aku menjadikan perlakuanku ke dia sebagai reaksi dari perlakuannya ke aku? (hukum aksi - reaksi, ingat kan?)
padahal aku seorang yang bebas, bebas berpikir, bebas memiliki perasaan, bebas untuk bahagia dan bebas untuk mencintai.
jadi seharusnya aku tetap bebas untuk menyanyanginya meskipun tidak ada respon dari dia.
padahal aku seharusnya sudah menyadari bahwa dalam konteks ini, cinta yang ada adalah "unconditional love". kita tidak menyayangi mereka karena mereka baik kepada kita. tapi karena kita ingin menyayangi mereka.
aku sudah menerima banyak unconditional love, kenapa aku merasa tidak mampu melakukan nya ke pada dia ......... betapa sangat tidak fair nya aku ini.
padahal aku tau bahwa unconditional love itu lah gerbang kebebasan ku.
betapa bodohnya aku selama ini, terlalu asik mengikat diriku dengan respon - respon nya.
Dan pilihan ke 3 inilah yang sedang aku coba untuk jalani.
aku tidak memungkiri bahwa untuk bisa menuju ke pilihan itu memerlukan proses dan proses memerlukan waktu. akan ada jatuh bangun emosi yang akan aku jalani. namun aku tetap optimis aku akan mencapai tahap itu.
aku pernah berhasil melakukannya, kenapa kali ini tidak.

terimakasih untuk sahabat - sahabat yang membantuku menemukan jawaban ini.
terimakasih untuk sahabat - sahabat yang tiba2 sms/ call untuk menunjukan how much important i am.
terimakasih untuk sesorang yang selalu ada saat aku jatuh, seseorang yang menyediakan telinga nya untuk cerita2 ku, sesorang yang menyediakan mata nya untuk menjagaku, sesorang yang menyediakan tangan nya untuk menuntunku, seseorang yang menyediakan hati nya untuk sahabat mu ini.
terimakasih untuk "forever friend" yang very2 big size ..... hehehehehe....... i know our friendship bigger than that bear :D
tahun depan jangan boneka lagi ya .... hihihihihihihihi..... but anyway, thanks for the B'day gift.
still waiting for another B'day gift from someone, someone yang turut mewarnai kehidupan ku ......

Bersediakah anda bergabung dalam lingkaran persahabatan ini?

Wish all the best for us!
^___^

0 Comments:

Post a Comment

<< Home