Wednesday, February 22, 2006

PELAYANAN

akhirnya formasi kepengurusan KP 2006/ 2008 sudah di finalized tadi malam.
aneh rasanya melihat nama ku ikut tercantum di daftar itu. mengingat baru setengah tahun aku bergabung dengan KP GKI layur, bahkan belum setahun aku memutuskan untuk kembali kedalam kehidupan gereja, setelah bertahun - tahun aku hanya berkencan saja dengan gereja.
kesadaran itu pula yang sempat membuat ku ragu untuk terlibat lebih jauh dalam kepengurusan KP, karena aku merasa belum memiliki kualitas rohani yang cukup untuk menjadi seorang pengurus. diriku masih kental dengan kehidupan duniawi yang memberatkanku untuk mengubah kebiasaan ku, mengorbankan kesenangan ku, menyediakan waktu ku untuk pelayanan di kepengurusan.
bermacam cara sudah aku lakukan untuk menghindari panggilan ini, meskipun keinginan untuk melayani itu begitu besar, namun Tuhan benar - benar membuat ku tidak bisa menghindar. terlebih saat Ko Amin bercerita mengenai Nabi Yunus, cerita ini membuka mataku bahwa Tuhan tidak menuntut kesempurnaan untuk menjadi pelayan Nya, namun dia menuntut komitment kita untuk melayani Nya, karena dengan menjadi pelayan Nya lah kita dibentuk menjadi lebih sempurna dan semakin serupa dengan Nya.
cerita itu pula yang menyadarkan ku bahwa sekeras apapun usaha kita untuk lari dari panggilan Nya, Dia pasti akan bisa membuat kita melakukan perintah Nya. dan hal itu benar - benar terjadi padaku, semua alasan, semua excuse, semua penghalang, semua batu sandungan, semua tempat persembuanyian ku di pangkas oleh Nya, sehingga aku tidak punya alasan lagi untuk tidak melayani Nya melalui kepengurusan ini.
sakit memang saat proses pemangkasan itu terjadi, namun Dia tidak hanya memangkasku, Dia juga memperlengkapi ku melalui hal - hal yang aku temui setiap hari. melalui tulisan - tulisan, renungan, khotbah, diskusi bersama teman - teman bahkan melalui view yang aku liat sehari - hari.
dan di titik ini lah aku berada sekarang.....

namun ini bukan akhir dari perjalanan itu, ini adalah awal dari tahapan baru dalam hidup ku, dalam pertumbuhan rohani ku untuk menjadi lebih dewasa.
perjalanan ini tidak akan mudah, akan banyak konflik yang terjadi, entah internal diri ku sendiri saat prioritas - prioritas hidupku saling berbenturan, belum lagi konflik antar pengurus. tadi malam saja sudah mulai terlihat karakter dari orang - orang yang terlibat, dimana emosi dan ego ikut bermain. dimana keingainan untuk menunjukan ke-"AKU"-an nya mulai merayap kedalam semangat pelayanannya.
namun aku berusaha untuk tetap konsisten dengan prinsif yang ko Amin bilang, bahwa pelayanan ini hanyalah alat untuk menjangkau jiwa - jiwa, jangan menjadikan pelayanan dalam kepungurusan ini sebagai fokus utama, namun harus mengarah kepada jiwa - jiwa yang akan di jangkau melalui pelayanan ini.
makanya, tidaklah penting memiliki tim sepak bola yang hebat, tidak lah penting memiliki kegiatan sosial yang mendapat publikasi besar, tidak lah penting memiliki VG yang menjadi juara di setiaap perlombaan. namun lebih penting bagaimana kegiatan tenis meja setiap selasa - kamis, kegiatan sekolah anak jalanan, latihan VG tersebut dapat merengkuh kembali jiwa - jiwa yang hilang, menyalakan kembali jiwa - jiwa yang hampir padam, menyemangati kembali jiwa - jiwa yang sedang lesu dan menjala jiwa - jiwa baru yang sebenarnya memiliki kerinduan untuk hidup dalam Dia namun tidak tau harus melalui jalan yang mana.....
satu hal yang tidak boleh aku lupa adalah, apapun pelayanan yang aku lakukan dan apapun yang dihasilkan dari pelayanan tersebut, semuanya demi kemuliaan Tuhan, BUKAN untuk eksistensi diriku, bukan untuk ke-"AKU"-an ku. Tuhan akan menilai pelayanan kita juga dari motivasi apa yang kita miliki dalam pelayanan kita, seberapa tulus, sepenuh hati kah kita melakukannya.
prinsif itulah yang aku ingin pegang sebagai pagar dari pelayanan ku, menjagaku untuk tidak terjebak pada kesombongan rohani, dimana hanya Tuhan lah yang memampukanku melakukan semua pelayanan ini dan hanyalah kepada Nya aku bersandar sehingga aku tidak boleh sombong dengan keberhasilan dan aku tidak boleh menyerah dengan rintangan yang ada, Dia lah yang memberikan ku kesempatan ini sehingga aku tidak boleh menyia - nyiakannya, aku harus menjadi penatalayanan yang setia dan bertanggung jawab. dan yang tidak kalah pentingnya ialah aku harus memandang pelayanan ini hanya alat untuk menyentuh kehidupan/ jiwa - jiwa yang aku temui di kehidupan ku, jangan pernah terfokus kepada aktifitas nya, jangan menjadikan pelayanan ini object namun lihatlah jiwa - jiwa yang kehidupannya di sentuh oleh pekerjaan Tuhan melalui pelayanan kita.
Amien.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home