Friday, March 10, 2006

Renungan Malam

sembari menunggu jam 12 untuk say happy B'day to someone, jari ku bergantian antara menggunting huruf untuk materi spanduk minggu pra paskah ke dua, dengan memencet tombol remote TV, dengan antusias menyaksikan pembahasan kelanjutan kasus munir dan menikmati konser agnes monica.....hehehehehehehehe..........

disini, aku gak akan ngebahas pendapat ku tentang kasus munir atau pun performance agnes monika ....... hmmm ....... meskipun terlintas juga sih pikiran, gimana nasib para artis itu ya kalau RUU APP di sah kan :p ...hehehehehehehe....gak akan ngebahas mengenai RUU APP itu juga, karena belum selesai baca draft nya :D dan aku percaya lah sama janji yang diucapkan ketua MPR kita, dia cukup cerdas untuk menilai apakah suatu RUU yang dibuat bermanfaat bagi rakyat atau justru menyengsarakan .... let see lah .....

gak akan ngebahas kasus munir, karena honestly, aku gak mengikuti dengan intesn, namun ada satu hal yang menarik perhatian, disaat ada dua wanita yang sedang berjuang demi sang suami, demi mengungkapkan kebenaran, di mana masing - masing memiliki kebenaran nya sendiri .....
aku gak akan membicarakan mengenai perjuangan istri munir, karena aku yakin ada banyak orang hebat yang mendukungnya, ada ratusan aktivis HAM yang membantunya dan ada ribuan masa yang menjadi simpatisan nya, ...... meskipun aku tau, rasa kehilangan seorang istri tidak akan dapat tergantikan oleh ribuan bahkan jutaan dukungan tersebut......
aku tersentuh dengan perjuangan istri policarpus, dengan perkataannya, simpati dengan apa yang dia alami....
wait! aku gak menganggap yang ini benar dan yang itu salah atau sebaliknya, disini aku mengeluarkan keberpihakan ku akan siapa yang benar dan siapa yang salah dalam kasus ini, karena sekali lagi, aku gak ngikutin kasus ini secara intens dan aku gak tau fakta2 apa aja yang terungkap sehingga vonis 14 thn itu muncul.

aku terenyuh saat dia mengatakan bahwa mereka sekeluarga berjuang sendiri, tanpa dukungan orang2 hebat, tanpa dukungan aktivis2, tanpa menghimpun masa ......... karena mereka hanyalah orang biasa, keluarga yang bisa, tidak punya nama untuk di jual ke masyarakat......
bagaimana perasaanya saat sang suami di hujat oleh ribuan orang sebagai pembunuh dan bagai mana dia disebut sebagai istri seorang pembunuh........
benar dia bilang, jangan ada yang merasa dirinya lebih benar di sini, jangan lah aktifis HAM itu merasa mereka lebih benar sehingga mereka berhak menghukum seorang polikarpus dengan menimbulkan sangsi sosial kepada keluarganya...
kalau mereka adalah aktivis hak asasi manusia, manusia yang mana yang mereka bela hak asasi nya, yang mana yang mereka anggap sebagai manusia?
apakah hanya orang2 yang telah dihilangkan hak nya oleh pemerintah? apakah hanya kelompok masyarakat yang mengalami penderitaan besar? atau hanya untuk manusia2 yang bisa memberikan publikasi besar bagi mereka........
apakah mereka pernah berpikir, kita pun sebagai orang biasa juga punya hak yang sama dengan orang2 tersebut. apa gak kejam namanya jika mengkondisikan masyarakat sehingga opini yang muncul di masyarakat tersebut menimbulkan sangsi sosial bagi sebuah keluarga .......
gak tau deh, ini cuma pendapat ku aja sih .....

aku ingat dengan pengalamanku, bagaimana seorang yang menyatakan diri nya sebagai aktivis HAM, sesorang yang dengan bangga mengabdikan hidup nya untuk hak orang banyak, namun justru tidak bisa memulai perjuangannya itu dari dirinya sendiri, dari orang yang terdekat nya.
menurutku, gelombang kebaikan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, seharusnya dimulai dari diri kita sendiri dengan melakukan nya kepada orang terdekat kita dan kemudian gelombang itu akan semakin menyebar menutupi seluruh bumi.
jangan lah kita terlalu terfokus dengan apa yang kita perjuangkan di luar, namun mengabaikan orang - orang yang ada di sekitar kita........ kecuali.........kalau itu hanya profesi yang dilakukan saat jam kerja dan waktu dinas luar ....... hahahahahahahahahahahaha........

pengalaman pribadi neh :D iya lah, gimana gak heran coba, seseorang yang menge klaim dirinya mengabdikan diri untuk perjuangan HAM di indonesia, seseorang yang bangga karena bisa menyayangi semua teman dan sahabtnya serta memperlakukan mereka dengan baik, justru bisa bersikap kejam dengan seseorang yang dia bilang dicintai nya, aneh .......
dan saat berada di posisi seorang teman, apa tidak kejam jika kita berusaha melenyapkan seorang teman dari kehidupan kita .......
kembali, apakah aktivis HAM itu hanya sebuah profesi ........

================================================

tadi malam, ada berita mengenai seorang anak berusia 11 bulan yang meninggal karena gizi buruk ....... ironis, saat ada orang2 yg meninggal karena hidup terlalu nyaman, ada banyak bayi yang menderita gizi buruk. apakah sudah sesusah ini untuk hidup di negri tercinta kita ini?
gak, aku gak akan ngebahas sistem yang dimiliki pemerintah, tapi lebih kepada apa yang bisa aku lakukan, apa yang bisa kami lakukan.......

ingat perkataan mike saat itu mengenai tim sosial yang kita miliki, mungkin sudah waktu nya pemuda layur terjun dan melihat langsung realitas kehidupan yang terjadi di luar dinding gereja nya .......... aku tau some of them dah banyak tau, terlebih mereka yang aktif di LSM, namun ingin agar semuanya memiliki kepekaan sosial dengan mereka melihat dan terlibat di dalam kegiatan sosial, sehingga mereka bisa memperlakukan orang di sekitar mereka, orang terdekat mereka dengan baik.
jadi, rasa sosial itu bukan hanya profesi, bukan hanya ada saat di gereja, bukan hanya ada saat di sekolah anak jalanan, namun menjadi suatu jiwa yang hidup dalam diri mereka seiring hembusan nafas mereka setiap detik........

0 Comments:

Post a Comment

<< Home